Gelap Gulita, Diduga Lampu Penerangan Jembatan Way Sekampung Tak di Isi Pulsa

by

Fajarbaru, Referensimu.com — Lantaran token listrik, pada lampu penerangan di Jembatan lintas Way Sekampung tidak pernah di isi pulsa listrik selama satu tahun belakangan ini, membuat kondisi Jembatan lintas Way Sekampung tersebut menjadi suasananya gelap gulita. Sehingga di khawatirkan akan terjadinya rawan kecelakaan dan aksi kejahatan.

Sehubungan hal tersebut, sejumlah warga di sekitar lokasi Jembatan ‘Way Sekampung’ yang menghubungkan Desa atau Pekon Lugusari dan Pekon Fajarbaru atau penghubung dua kecamatan yaitu Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Pagelaran Utara merupakan jembatan terpanjang di Provinsi Lampung, dengan panjang kurang lebih 400 meter ini kembali di keluhkan warga setempat.

Seperti yang disampaikan salah satu warga Pekon Fajarbaru, Iwan yang akrab disapa Buang oleh warga setempat, mengharapkan agar pihak terkait segera mengisi pulsa pada token listrik agar Jembatan Way Sekampung menjadi terang benderang bila di malam hari. Karen lokasi tersebut berada di Desa Wisata yang cukup ramai di kunjungi orang, terutama bagi anak muda yang ingin menikmati panorama alam way sekampung, termasuk pada malam hari.

“Sangat gelap, harus dipasang atau dihidupkan lampu penerangannya. Terlebih, ini Jembatan penghubung beberapa desa di dua kecamatan,”kata buang kepada Media ‘Bintang Pringsewu’ Rabu 19 Februari 2025.

Dikatakan Buang, belum lagi kondisi jalan menuju Jembatan Way Sekampung yang menikung dan turunan sehingga sangat diperlukan penerangan.

“Kalau malam, kawasan tersebut masih ramai dilalui, termasuk mereka yang datang dan pergi dari Pekon Fajarbaru maupun pekon Lugusari atau kendaraan dari Bandarlampung,”ungkapnya.

Menurut Buang, Jembatan Way Sekampung yang panjangnya 400 meter itu sama sekali tidak ada lampu penerangannya. Ini sangat penting untuk menghindari hal-hal tak diinginkan seperti kecelakaan atau pembegalan, khususnya pada malam hari.

“Kita berharap agar ada upaya pihak Dinas terkait untuk mengupayakan penerangan lampu di Jembatan Way Sekampung pada malam hari di kiri kanan atau dan tengah. Sehingga bisa mencegah angka kecelakaan atau pembegalan,” harap Buang.

Sebelumnya, keluhan serupa juga disampaikan warga lainnya yang setiap hari dirinya melintasi Jembatan Way Sekampung lantaran berkebun di Pekon Fajarbaru hingga pulang sampai larut malam.

“Kenapa tidak dihidupkan lampu di Jembatan Way Sekampung, bahkan sudah satu tahun lampu itu tidak pernah nyala..?! Kan gelap kalau malam hari,”kata Wahyudin warga Kecamatan Pagelaran.

Selain itu, sambung Wahyudin, tempat tersebut terkadang menjadi lokasi orang berhenti atau sekadar bersantai melihat sungai di malam hari. Sehingga, jika gelap, bisa membahayakan.

“Pernah malam-malam lewat jembatan itu, ada beberapa pemuda nongkrong di jembatan, motor diparkir di tepi jembatan, sementara gelap, dan saya terkejut,”ujarnya.

Terlebih lagi, dari arah tikungan Pekon Lugusari menuju Fajarbaru, jalan jembatan memiliki tikungan sehingga sulit terlihat.

“Jalan menuju jembatan itu kan tikungan, jadi kalau mau ke arah Fajarbaru tidak nampak ada orang yang berada di jembatan,” tambahnya.

Saat awak media ini menanyakan, siapa yang berwenang terkait penerangan lampu tersebut, dirinya (Wahyudin,red) menceritakan bahwa ia mendengar, katanya sih terkait matinya lampu bohlam yang ada di sudut sudut jembatan itu, wewenangnya adalah Balai Besar Provinsi Lampung.

“Saya dengar Balai Besarlah yang mempunyai wewenang terkait lampu penerangan di Jembatan Way Sekampung. Kemudian saya dapat informasi lagi bahwa Balai Besar sudah mengalihkan wewenang tersebut kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Pringsewu,”tuturnya.

Sebagai warga yang biasa melintasi Jembatan tersebut, Wahyudin berharap kepada pihak terkait untuk menghidupkan kembali lampu penerangannya (hidupkan token listrik,red) demi keamanan dilokasi itu, Karena akhir-akhir ini rawan pembegalan.

“Seandainya jika terjadi pembegalan dan korban dijatuhkan ke sungai way sekampung, ini sangat sulit untuk mengungkap atau menangkap si pelaku karena mayat korban itu ngambang, paling tidak tiga atau empat hari bisa ditemukan. Oleh karenanya sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, saya berharap keperduliannya kepada pemerintah baik itu dari balai besar atau dinas perhubungan kabupaten segera ambil langkah untuk menghidupkan kembali lampu Pengaran di Jembatan Way Sekampung,” pungkasnya. (Zainal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *