Pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie Lampung Capai 70 Persen, Miliki Filosofi Islam dan Budaya

by

Bandarlampung, Referensimu.com — Pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie Lampung saat ini sudah mencapai 70 persen. Tempat ibadah umat muslim ini dapat menampung sebanyak 12 ribu jemaah.

Pembangunan yang dibangun atas inisiasi Ir. Aburizal Bakrie beserta keluarga besar Bakrie ini sudah memasuki tahap penutupan kubah.

Masjid besar ini juga merupakan bentuk persembahan untuk H. Achmad Bakrie–pendiri Bakrie Group untuk tetap mengingat akar keturunan beliau yang memang merupakan putra daerah Lampung.

Melalui LAZNAS Bakrie Amanah dan bekerjasama dengan Pemprov Lampung, proses pengerjaan pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie pun dapat terlaksana.

Sebagian ruang sudah dapat digunakan untuk sholat tarawih saat bulan Ramadan 1446 H, tahun 2025.

Ketua Pelaksana Pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie, Aninditha Anestya Bakrie (Ditha Bakrie) & Ketua Umum LAZNAS Bakrie Amanah, Roy Hendrajanto menggelar acara syukuran
dan media gathering.

Acara syukuran diadakan bersama 100 anak yatim piatu & dhuafa dengan khataman Qur’an Juz 30. Masing-masing anak yatim piatu dan dhuafa yang hadir, juga mendapatkan santunan serta sebuah buku dongeng tentang kisah-kisah
islami.

“Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan literasi dan minat membaca
pada anak-anak,” kata dia, Senin (9/12).

“Alhamdulillahirabbilalamin, atas izin Allah Yang Maha Kuasa, pembangunan Masjid
Raya Al-Bakrie berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana dan kubah Masjid sudah
terpasang dengan baik. Pembangunan-pembangunan area lainnya akan terus
dilanjutkan, dan Insya Allah beberapa ruang sudah bisa digunakan untuk sholat oleh
masyarakat di bulan suci Ramadan tahun 2025.” sambungnya.

Dia menambahkan, dengan dibangunnya Masjid Raya Al-Bakrie, semoga dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas ibadah serta dalam kehidupan sosial-ekonomi, terutama bagi masyarakat kota Bandar Lampung.

Informasi Tentang Masjid Raya Al-Bakrie

Masjid Raya Al-Bakrie didesain oleh perusahaan arsitektur Urbane yang sudah banyak
mendesain Masjid-Masjid besar dan kenamaan seperti Masjid Raya Al Jabbar di
Bandung dan Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi di Sumatra Barat.

Sementara bangunan utama Masjid Raya Al-Bakrie dikerjakan oleh kontraktor utama PT.
Parama Dharma dan disupervisi oleh manajemen konstruksi PT. Mitra Perdana Multidimensi.

Terletak di kawasan pusat kota Bandar Lampung seluas lebih dari 2,2 hektar, Masjid Raya Al-Bakrie memiliki luas bangunan total 12.000 m2.

Massa utama Masjid Raya AlBakrie berada di sisi selatan tapak dan dikelilingi oleh plaza terbuka.

Bangunan Masjid terdiri dari tiga lantai yang terdiri dari lantai dasar, lantai mezanin dan satu lantai semibasement.

Lantai dasar digunakan sebagai area utama sholat, sedangkan lantai mezanin
untuk area sholat wanita, dan area tambahan sholat.

Lalu, ruang-ruang penunjang seperti toilet, area wudhu, dan ruang serba guna, perpustakaan, TPQ dan kantor pengelola DKM berada di lantai semi-basement.

Setiap area tersebut dapat diakses melalui tangga yang ada di luar maupun dalam Masjid. Sementara untuk menuju bangunan utama Masjid, pintu utama terletak di sisi timur dan pintu samping yang terhubung oleh koridor dengan area drop-off.

Koridor ini juga tersambung dengan koridor di sisi belakang Masjid yang menghubungkan area
parkir dan massa utama Masjid Raya Al-Bakrie.

Selain itu Masjid juga dilengkapi dengan
ruang terbuka hijau, taman bermain anak dan area UMKM.

Desain arsitektur Masjid Raya Al-Bakrie menggabungkan filosofi agama dan budaya lokal dalam menciptakan ruang yang bermakna dan fungsional.

Dengan konsep Ummah, Ukhuwah, dan Tauhid, Masjid ini mengutamakan kebersamaan, persaudaraan, dan kesatuan dalam desainnya.

Hal ini sejalan dengan prinsip yang dianut oleh keluarga dan Kelompok Usaha Bakrie, yaitu
Trimatra Bakrie yang berisi nilai: Ke Indonesiaan, Kemanfaatan dan Kebersamaan.

Pada saat yang sama, nilai-nilai budaya Lampung seperti Piil Pesenggiri dan motif tapis
Lampung juga memberikan elemen identitas lokal yang kuat dalam desain bangunan.

Desain perkotaan yang mengintegrasikan Masjid dengan ruang publik kota menciptakan
tempat yang tidak hanya dapat digunakan untuk beribadah, tetapi juga sebagai ruang sosial yang hidup dan interaktif.

Dengan demikian, Masjid Raya Al-Bakrie tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kesatuan, keharmonisan,
dan identitas yang mendalam antara agama, budaya, dan masyarakat Lampung.

Dari beberapa hal tersebut, Masjid Raya Al-Bakrie diharapkan dapat menjadi icon kota Bandar
Lampung. Karena selain sebagai tempat ibadah, nantinya Masjid juga dapat berfungsi
dalam pengembangan UMKM, pembelajaran agama islam, tempat kegiatan yang
mencakup orang banyak, dan sebagai tempat wisata religi. (*/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *