BANDARLAMPUNG, REFERENSIMU.COM — Bank Indonesia (BI) Wilayah Lampung kembali menggelar kegiatan bincang bersama media (BBM) bersama puluhan insan pers di provinsi tersebut.
BBM kali ini atas laporan kinerja perekonomian Triwulan II 2024, dengan tema Menjaga Momentum untuk Tumbuh Lebih Tinggi.
Kepala BI Lampung Junanto Herdiawan mengatakan bahwa pertemuan bersama media merupakan bentuk kegiatan yang positif.
“Pertumbuhan, perkembangan ekonomi itu harus disampaikan, sehingga masyarakat dapat mengetahui,” kata dia, di Aula BI Lampung, Kamis, (8/8).
Dalam acara tersebut dihadiri oleh dua narasumber dari Kepala Biro Perekonomian Provinsi Lampung Rinvayanti dan Senior Kantor Perwakilan BI Provinsi Lampung Fiskara Indawan.
Dalam penyampaiannya, Rinvayanti mengatakan bahwa penyebab inflasi di Provinsi Lampung pada Juli 2024 tercatat beberapa komoditi.
Di antaranya beras, cabai rawit, emas perhiasan, kopi bubuk, dan sigaret kretek mesin (SKM).
Inflasi yang disebabkan oleh komoditi beras adanya kenaikan, karena pasokan penutup puncak panen pada periode April dan Mei 2024.
Sementara cabai rawit mengalami kenaikan adanya penurunan pasokan dari tingkat distributor. Sedangkan emas perhiasan di Provinsi Lampung mengalami kenaikan, sejalan berlanjutnya tren kenaikan harga emas di dunia.
Kemudian komoditi kopi bubuk mengalami kenaikan sejalannya dengan naiknya harga kopi robusta, dan permintaan ekspor yang tinggi.
“Untuk SKM mengalami inflasi sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok pada awal Tahun 2024,” kata dia.
Pejabat eselon II Pemprov Lampung itu menjabarkan ketersediaan dan kebutuhan bahan pangan pada Juli hingga September 2924.
Di mana ketersediaan beras sebanyak 677.103,5 ton, sedangkan kebutuhan 73.318,2. Kemudian jagung 271.190,6 sedangkan kebutuhan 124.945,5. Ketersediaan kedelai sebanyak 10.055,0 dengan kebutuhan 6.368,5.
Kemudian komoditi bawang merah 2.897,4 kebutuhan mencapai 2.758,7, bawang putih 2.687,1 kebutuhan masyarakat 2.391,8. Komoditi cabai rawit 5.037,7 kebutuhan 4.017,9. Cabai besar mencapai 3.116,0 kebutuhan 2.765,4.
Selanjutnya komoditi daging sapi 7.547,0 kebutuhan 2.068,0. Daging ayam 44.710,7, sementara kebutuhan 7.636,7. Telur 21.699,9, kebutuhan 7.334,7.
“Gula pasir 17.111,1 kebutuhan 8.520,0. Minyak goreng 13.339,7 sementara kebutuhan masyarakat 13.195,8,” bebernya. (Sandi)